Cerita Ringkas
BANTU KORBAN PHK UNTUK MERAWAT ISTRINYA YANG TAK BISA BEGERAK
“Karena Covid kemarin, pabrik saya pengurangan karyawan, saya kena PHK. setelah pulang ke rumah, ternyata malah istri saya kayak gini kondisinya..” Pak Pajar, korban PHK. Duka Pak Pajar Mino Putranto, 41 tahun,seperti berlipat ganda. Setelah sebelumnya terkena PHK kini dia harus menerima kenyataan bahwa sang istri mengalami TB tulang belakang.
BANTU KORBAN PHK UNTUK MERAWAT ISTRINYA YANG TAK BISA BEGERAK
Rp10.000.000
TargetRp0
Terkumpul0
HariTarget Donasi
Metode Berakhirnya Kampanye
Cerita Kampanye
BANTU KORBAN PHK UNTUK MERAWAT ISTRINYA YANG TAK BISA BEGERAK
“Karena Covid kemarin, pabrik saya pengurangan karyawan, saya kena PHK. setelah pulang ke rumah, ternyata malah istri saya kayak gini kondisinya..” Pak Pajar, korban PHK. Duka Pak Pajar Mino Putranto, 41 tahun,seperti berlipat ganda. Setelah sebelumnya terkena PHK kini dia harus menerima kenyataan bahwa sang istri mengalami TB tulang belakang. Sebelumnya ia bekerja sebagai buruh pabrik di Bekasi. Pak Pajar selalu menyempatkan dua atau tiga bulan sekali pulang ke rumahnya di kecamatan Banjarsari, Solo. Di rumah sempit yang masih menumpang dan jadi satu dengan mertua, Pak Pajar tinggal dengan mertua, istri, dan kedua anaknya yang masing masing masih duduk di kelas empat SD dan kelas tiga SMK
Kini sang istri, Ibu Sri Martanti (39 tahun) hanya bisa tergeletak lemah di atas kasur. Sejak awal 2021 lalu hari-harinya hanya bisa dihabiskan dengan menatap langit-langit rumahnya, meratapi keadaanya sekarang. Sekujur tubuhnya kaku, kakinya panas. Nyeri di perutnya semakin menjadi ketika batuk. Kegiatannya berjualan makanan di gang kecil samping rumahnya kini terhenti total. Bekas etalase berjualan bu Sri kini digunakan Pak Pajar untuk berjualan pulsa yang hasilnya hanya sekedar bisa untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari.