Mari Bantu Pak Mulyadi Dalam Melawan Kankernya
Tolong! Kanker itu sudah memakan setengah wajah pak Mulyadi (46 thn).
Inilah kisah hidup Ahmad Mulyadi atau kerap disapa Mulyadi. Sebagai anak sulung, sejak usia remaja pak Mulyadi sudah menjadi tulang punggung keluarga untuk menafkahi kedua orang tuanya dan keempat adik. Dari pagi bertemu malam, waktunya dihabiskan sebagai kuli bangunan.
Tahun demi tahun berganti, tepatnya di tahun 2018 pak Mulyadi mulai merasakan nyeri pada bagian mata. Ketika dirinya berkaca, pak Mulyadi melihat adanya benjolan kecil pada matanya.
“Saya kira cuman sakit mata biasa, tapi kok benjolannya semakin besar. Benjolannya sampai nutupin mata kiri saya.” ungkap pak Mulyadi. Bahkan dari benjolan tersebut timbul luka dan nanah yang membuat dia meringis kesakitan!
Setelah memberanikan diri untuk berobat ke rumah sakit, pak Mulyadi divonis mengidap penyakit kanker. Tubuh kurus itu bergetar, hatinya begitu hancur saat mendengar kabar tersebut.
Saat ini, pak Mulyadi tidak dapat melanjutkan pekerjaannya sebagai kuli bangunan. Terlalu beresiko mengingat kondisinya sekarang. Tidak jarang dia mendapatkan tatapan-tatapan sinis, mereka yang melihat seolah berkata, “Jangan dekat-dekat.”
Pak Mulyadi berjuang seorang diri untuk melawan kanker. Mulai dari memasak, pergi berobat, hingga membersihkan luka di matanya dilakukan sendirian. Sehari-hari, pak Mulyadi bergantung pemberian orang lain atau adiknya, itupun hanya untuk makan saja.
Sungguh besar keinginan pak Mulyadi agar bisa sembuh. Akan tetapi, beratnya biaya pengobatan di rumah sakit membuatnya sedih. “Duit dari mana? Pekerjaanku sudah hilang.” batinnya.
#OrangBaik, pak Mulyadi memang terlihat tegar, tetapi nyatanya air mata itu beberapa kali jatuh ketika dirinya tengah berdoa kepada Allah SWT. Mari membantu pak Mulyadi agar pengobatannya bisa berjalan dengan lancar.