Diary Pasien Rizky Bagus Pratama

Rizky Opname

Awal anak saya, Rizky (Rizky Bagus Pratama) sakit adalah saat  jatuh terpeleset di kamar mandi dan mengenai lutut kirinya hingga menjadi bengkak memerah. Sebelumnya Rizky sangat rajin membantu kedua orang tuanya, tetapi setelah sakit, dia merasakan  nyeri di bagian lututnya, tetapi tak dihiraukannya. Dia masih beranjak sekolah karena saat itu masih mengikuti ujian semester sekolahnya.

Lama kelamaan rasa sakitnya semakin terasa dan seperti ditusuk-tusuk jarum rasanya, akhirnya saya bawa ke tukang urut. Beberapa kali mondar mandir mencari obat ke tukang urut tapi tak kunjung menemukan solusinya, bahkan bengkak di kakinya semakin membesar hingga akhirnya saya bawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.

Dari tindakan USG yang dilakukan tim dokter, anak saya divonis kanker tulang. Sungguh berita yang mengejutkan bagi saya yang tidak pernah mengira bahwa keluarga kami (anak kami) mengalami sakit kanker. Campur aduk perasaan saya, menangis sedih haru biru dan shock karena bingung  mau berbuat apa.

Sampai 2 minggu lebih kami belum berangkat karena terkendala biaya untuk berangkat  ke Surabaya , tepatnya ke RSUD dr. Sutomo. Suami saya hanya penjual mie ayam keliling dengan penghasilan pas pasan. Tetapi karena ingin anak kami sembuh, akhirnya kami menjual alat alat dapur seperti tabung  elpiji dan HP serta 2 sepeda pun ikut terjual untuk pegangan biaya berobat ke Surabaya.

Alhamdulillah walau terseok seok, ada relawan relawan dari komunitas lokal yang membantu kami memberikan tumpangan gratis berangkat ke Surabaya, dan memberikan sedikit bekal uang untuk kehidupan kami sementara selama pengobatan di Surabaya.

Pernah kami ditawari oleh relawan untuk bedah rumah karena melihat rumah yang kami huni tidak layak. Saat itu kami sampaikan ,setelah anak kami sembuh dulu baru memperbaiki rumah, tetapi rumah kami terlanjur dirobohkan oleh pihak perangkat desa dan kenyataannya rumah itu sampai sekarang belum ada yang bertindak dan bertanggung jawab untuk memperbaiki rumah kami kembali, kami tidak tau harus bagaimana karena sementara tidak punya rumah (terlanjur dirobohkan) dan hidup terlunta lunta di Surabaya.

Kami berharap anak kami bisa sembuh walau kakinya sudah diamputasi karena dikhawatirkan penyebaran kanker nya kemana mana, menurut saran dokter yang mengoperasi anak kami.

Sudah hampir 2 tahun kami di kota orang demi untuk pengobatannya, kami ingin sekali pulang, tapi untuk pulang tak ada tempat yang layak lagi untuk kami tinggali, karena rumah sudah terlanjur rusak dirobohkan.

“Sabar yo le..yang penting sembuh dulu, baru nanti kita pulang dan mikirin rumah..” ujar saya saat Rizky rindu rumah nya ingin pulang (ibunya Rizky – red).

Akhir akhir ini Rizky (15 tahun) susah sekali tidur karena merasakan betapa nyeri kakinya dan terasa panas seperti tertusuk tusuk  jarum. Akhir akhir ini ia juga sering sekali sesak nafas karena penyakitnya sudah menyebar di paru paru dan sering kali di operasi di bagian paru paru nya karena diperlukan untuk mengeluarkan cairan kotor yang menyumbat paru paru nya, terlebih lagi juga sempat batuk darah  berulang kali.

Ya Allah.

Andaikan kami dapat menggantikan sakit anak kami…, sering kami menangis diam diam karena tidak tega melihatnya kesakitan, sementara adiknya yang bungsu juga ikut bersama kami dengan kehidupan seadanya di rumah singgah yang mau menampung kami selama masa pengobatan. Kami memintakan ijin agar Rizky dan adiknya Nizam masih bisa mengikuti pelajaran sekolah walau jarak jauh. Dalam segala keterbatasan kami saat ini, Alhamdulillah anak anak kami mengerti kondisi keluarga, kecuali hanya sesekali kami diuji oleh kerewelan normal si bungsu yang kadang merengek minta mainan ataupun jajan.

Alhamdulillah masih banyak sobat baik yang sayang sama kami dan membantu kami, di lama nya masa pengobatan anak kami, akhirnya kami ikut mengabdi bekerja di yayasan Ruang Pasien yang membantu kami.

Ya Rabb…

Ampuni kami, kami hanya wong cilik yang saat ini membutuhkan uluran kasih sayangMu untuk memberikan mukjizatMu kepada anak kami, Rizky.

#diaryku

#kisah_anakku

#diarypasien

#ruangpasien

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Info Kegiatan / Donasi ?