Beberapa waktu lalu, beredar kisah viral tentang jasa antar jenazah oleh sopir truk, juga kisah seorang ibu yang mambawa jenazah bayi naik angkot. Dilansir dari tirto.id, beberapa cara pemulangan jenazah yang tak lazim adalah jenazah didandani memakai baju serupa orang hidup dan diangkut dengan motor, truk, travel, bus, taksi online, ataupun kapal. Semua itu bisa terjadi gara-gara harga pemulangan jenazah yang melambung tinggi. Harga ini sulit sekali dijangkau salah satunya oleh para perantau yang kurang mampu.
Jika tak dipulangkan, jenazah pun seringkali sulit mendapatkan lahan pemakaman di kota rantau. Apalagi sejak lonjakan angka kematian yang disebabkan oleh pandemi.
Berapa sih sebetulnya kisaran harga pemulangan jenazah ?
Pemulangan jenazah dengan kargo pesawat bisa mencapai 18 sampai 25 juta rupiah, sedangkan melalui jalur darat bisa mencapai 5 – 10 juta (dilansir dari tirto.id)
Padahal banyak perantau adalah pedagang kecil, supir angkutan, buruh, kuli, ART, dan berbagai profesi lainnya yang penghasilannya jauh di bawah rata-rata. Pulang lebaran pun bisa menunggu 2-3 tahun sekali karena tak ada biaya, apalagi membayar biaya pemulangan jenazah yang melambung. Tak heran banyak warga kurang mampu yang menggunakan jasa antar jenazah ilegal
Merantau untuk mencari nafkah, meninggal di tanah rantau malah sulit pulang. #OrangBaik, mari patungan pulangkan jenazah rantau kurang mampu