Untuk Ayah Tunanetra Dan Mimpi Besar Febi

“Febi, mama sudah pulang? Sudah kasih kabar?”

Pertanyaan yang sama terus terlontar dari mulut sang ayah setiap pagi. Febi tahu persis ibunya mungkin tak akan kembali lagi, meski sebenarnya ia sendiri pun masih berharap. Febi terkadang merasa lega sang ayah tak bisa melihat rauh sedih wajahnya. Dengan menarik nafas panjang, Febi kemudian kembali mengajak sang ayah untuk mencari kerang di pinggir laut.

Seharusnya saat ini Febi sedang mengenakan seragam sekolah. Bermain bersama teman-temannya, dan mengejar mimpinya menjadi seorang bidan. Namun Febi berbeda, ia pikir memang sudah seharusnya ia bekerja demi menghidupi ayahnya.

Mamanya dulu sempat pamit untuk bekerja di Malaysia, kepergian yang tentu terasa sangat berat. Sang ayah yang tunanetra, tak sempat melihat istrinya pergi untuk terakhir kalinya. Karena itu, ia terus berharap bisa mendengar suara atau kabar dari sang istri tercinta lagi.

Namun kenyataan berkata sebaliknya. Mama tak lagi memberi kabar, hanya Febi seorang yang kini ayah miliki. Yang menjadi buah hati semata wayang, sekaligus tulang punggungnya.

 

Sejak pagi Febi sudah membawa jaring besarnya ke pinggiran laut. Menyerok lumpur yang tebal untuk mencari kerang. Kemudian pergi mencari asam untuk dijual seharga 5000/Kg nya. Semua ini ia lakukan setiap harinya, ditemani ayah yang tak lagi bisa melihat tumbuh kembang Febi.

Jerih payah yang nahasnya tak membuahkan hasil indah. Sepiring nasi kering yang sudah dijemur dan berubah kuning itu lah yang mengisi perut Febi dan ayahnya. Pilihan yang jauh lebih baik dibanding harus membiarkan perut kosong.

Entah kapan Febi bisa melanjutkan sekolahnya. Namun, Febi masih sering bercerita pada ayah bagaimana ia masih terus ingin kelak menjadi seorang bidan. Meski kini terasa mustahil bagi Febi, tetapi ia enggan untuk melepas mimpinya itu.

Sampai akhirnya hari berganti malam. Kembali Febi dan ayah tidur di dalam gubuk 2×3 meter yang mereka sebut rumah itu. Tanpa kasur dan tanpa listrik, mereka memejamkan mata untuk kembali menjalani rutinitas di esok hari.

#OrangBaik, mungkin Febi masih kecil, namun ia sudah mengerti betul arti kata perjuangan. Yuk bersama kita satukan hati dan membantu perjuangan Febi. Agar kelak ia bisa kembali sekolah dan mengejar mimpinya menjadi seorang bidan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Info Kegiatan / Donasi ?