Rumah Singgah ke-3 di Solo!!
Bantu Patungan Rumah Singgah Baru di Solo
Kawan baik, Ruang Pasien selama ini memberikan fasilitas rumah singgah untuk para pasien luar kota Surabaya yang berobat di rumah sakit yang ada di Surabaya.
Saat ini ada 2 rumah singgah yang dimiliki Ruang Pasien, keduanya berlokasi di Surabaya dan jarak keduanya berdekatan hanya berbeda satu gang saja.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan rumah singgah, insya Allah Ruang Pasien akan membuka rumah singgah ke-3 yang berlokasi di Solo mengingat Solo adalah pusat rujukan penyakit tulang dan banyak pasien yang membutuhkan rumah singgah di sana
Adapun biaya sewa rumah singgah di Solo berdasarkan beberapa kali survey yang dilakukan oleh tim relawan disana membutuhkan dana kurang lebih sebesar 100 Juta yang akan dipergunakan untuk biaya sewa rumah selama dua tahun dan perabot standar rumah singgah (kasur, bantal, lemari, peralatan dapur, dll).
Dengan itu kami mengajak kepada kawan kawan baik ikut bersama kami untuk patungan Rumah Singgah Baru di Solo, Insha Allah akan memberikan kelimpahan kebaikan pahala untuk kawan baik dan menjadi pasif income di akhirat nanti.
Untuk membantu merealisasikan Rumah Singgah Baru mari sebarkan info ini sebanyak banyaknya agar kawan baik lainnya juga bisa mendapatkan informasi yang sama dan mendapatkan kesempatan mengambil peran #urunankebaikan ini
Patungan dari kawan baik bisa dikirimkan ke :
BNI Syariah – 5006664006 a.n. Yayasan Urunan Kebaikan (Dengan tambahan kode 112 diakhir nominal dan lakukan konfirmasi ke nomor hotline)
Dan kami membuka diri untuk para relawan yang mau bergabung dengan kami, ikuti pergerakan kami di beberapa sosial media ;
www.ruangpasien.com
IG : @ruangpasien
FB : Ruang Pasien
Fanpage : @ruangpasienofficial
Hotline : 08113077112
Yuk Patungan Rumah Singgah Di Solo!
Donasi Lainnya
Bantu Amanda Keysha Melawan Katarak Kongenital
Namanya Amanda Kesyha Hanum pada usianya yang masih dini Keysha diagnosis nystagmus and onther irreguler eye movements atau katarak kongenital. Usianya sekarang 11 bulan dan harus berjuang melawan penyakit tersebut. Pada saat ini masih menunggu penjadwalan untuk operasi. Sahabat Ruang Pasien mari bantu Kesyha melawan penyakit katarak dengan menyisihkan sedikit rejekinya, Insya Allah sedkit bantuan dari sahabat Ruang Pasien akan sangat membantu kesembuhan Kesyha.
Bantu Si Cerdas Sembuh untuk Mewujudkan Mimpinya!
Sejak lahir Andri Irfansyah ditemukan benjolan pada tulang ekornya dan pada kaki kiri kepleh seperti tidak ada dagingnya. Saat ini keluhan terberat yang Andri Irfansyah rasakan adalah kaki kiri tidak bisa diluruskan dan kesulitan saat berjalan, dan harus segera dilakukan tindakan embolisasi agar penyakit ini tidak semakin parah. Jika tidak mendapatkan tindakan tersebut dalam waktu dekat akan berakibat pada kondisi yang semakin buruk. Untuk berobat Andri Irfansyah mengandalkan biaya dari BPJS dan bantuan dari orang lain.
Bantu Penjual Nasi untuk Bisa Berjalan Kembali
Berawal dari kecelakaan tunggal didepan rumah dinas kapolres Kabupaten Tuban, kini bu Catur mengalami remuk pada kaki kanan bagian betis sepanjang 10 cm, ditambah dengan tulang kecil betis yang mengalami patah tulang, sehingga bu Catur harus menggunakan alat penguat kaki demi menunjang aktivitas sehari-harinya. Keluhan bu Catur saat ini adalah nyeri yang luar biasa hebat dibagian betisnya. Jika tidak segera diobati, maka akan terjadi infeksi dan penyebaran luka dibagian lain. bu catur harus menjalani tindakan pergantian Ilizarov (alat perpanjangan tulang).
Ringankan Beban Pangestu Dalam Menghadapi Kanker Nasofaring
Pangestu merupakan seorang remaja berumur 18 tahun yang berasal dari daerah Pacet, Mojokerto. Dia terlahir di tengah tengah keluarga yang kurang mampu ekonominya. Pangestu lahir normal seperti remaja lainnya. Pada bulan Desember 2019 yang lalu Pangestu menderita penyakit kanker nasofaring. Penyakit ini merupakan jenis kanker tenggorokan yang terjadi pada lapisan luar nasofaring. Bapak Pangestu adalah seorang Buruh Tani yang jika tidak bekerja maka tidak mendapatkan upah, sementara ibu nya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Semenjak Pangestu Sakit dan mengharuskan anaknya berobat ke rumah sakit, bapak Ali sudah tidak bisa bekerja lagi. Kegiatan sehari-hari Pangestu selama ini hanyalah berada di dalam kamar, sesekali ia hanya keluar kamar untuk mencari udara segar di luar dan pergi kontrol ke rumah sakit.
11 Tahun Menunggu Untuk Operasi Lubang Anus
“Hanya 1 dari 5000 anak di dunia yang lahir tanpa lubang anus. Ternyata, aku salah satu di antaranya… ” -Constantino Soares-.
Mungkin sekilas Constan terlihat seperti anak-anak sehat lain seumurannya. Ia mengenakan seragam SD setiap paginya, kemudian pamit berangkat sekolah setiap paginya. Siapa yang menyangka di balik seragamnya itu, terpasang kantong plastik di perutnya untuk menampung kotorannya. Rasa cemas kerap memenuhi hati Constan setiap ia pergi ke sekolah. Ia takut tak bisa bermain bersama teman-temannya, ia juga takut bila teman-temannya tahu kalau terlahir berbeda dari yang lain.
Hentikan Tangis Darah Dari Mata Si Penari Cilik
Darah menetes tak dapat ditahan dari mata Sherly, menodai baju tari yang sedang dia dekap malam itu. “Bu, kena darah lagi…” ucap Sherly pada sang ibunda. “Ndakpapa Nduk, digantung lagi aja ya…nanti Ibu lap yang kena darah” sang ibunda meraih baju Sherly dan menggantungnya. Inilah rutinitas Sherly setiap malam. Mendekap baju tarinya yang temani hari-harinya sebelum kanker mata merenggut kebahagiaannya. Perlahan-lahan pula Sherly mulai tak bisa menari, bahkan bergerak seperti orang normal pun dia sudah tak sanggup. Di tengah rasa sakit yang menusuk dari mata kiri Sherly yang buta sampai ke ubun-ubunnya, Sherly bertanya-tanya… “masihkah aku bisa melanjutkan mimpi menjadi seorang penari?”